28.3.08

' 2008 ' Tahun Baru Kelabu

26 Desember 2007, 20:41 WIB, Rabu "mas air dah besar, Bangoan dan Klitik abis, Bapak dan Ibu ngungsi dimana aku gak tau"

27 Desember 2007, 07:13 WIB, Kamis "mas aku cemas banjirnya gede banget, jalan depan rumahku kena, dan sampai sekarang aku gak tau kondisi Ibu, Bapak dan adik. Coba mas hubungi mereka... !"

27 Desember 2007, Kamis

Dari 2 sms yang dikirim adiku itu dapat aku bayangkan seberapa besar banjir yang melanda kotaku ( Ngawi- JATIM ).

Setelah izin ke kantor, tepat abis dhuhur aku berangkat pulang ke Ngawi.

Sepanjang jalan hujan tiada henti dan untuk mencapai batas kota, aku harus melewati 4 genangan air dengan ketinggian minimal 50 cm. Motorku sempat mogok 1 kali di genangan terakhir.

Jam 16:17 WIB aku masuk batas kotaku. Aku harus memutar lewat jalan- jalan kampung agar bisa sampai ke desaku, sebab ternyata satu- satunya jalan ke dalam kota tergenang banjir cukup tinggi.

Aku tertahan sekitar 7 km tidak bisa masuk ke desaku sebab banjir begitu besar dan hujan belum juga reda.

Situasi kacau, banyak kendaraan lalu lalang mengangkut pengungsi atau pergi keluar kota menghindari banjir. 3 buah lokasi pengungsian telah kusisir namun aku tidak bertemu satupun tetanggaku apalagi keluargaku. Aku cemas, pasti mereka masih terperangkap di Kerso. Pada desa itu telah terkepung air yang kian meninggi. Hatiku miris mendengar banyak cerita para pengungsi. Aku berdoa, semoga keluargaku sehat wal afiat.

Aku keletihan dan kedinginan harus istirahat, percuma ku paksakan, sebab selain hujan lebat, listrik padam aku juga buta peta situasi banjir sebenarnya. Malam ini aku tidur di pengungsian, sebuah SD di pusat kecamatan ( Geneng- Ngawi ). Semoga pagi lekas datang... .

28 Desember 2007, Jumat

Pagi tiba... Setelah berbenah diri aku segera menuju banjir berharap banjir telah surut dan bisa lewat menuju desaku.

Ternyata air belum surut.

Menjelang sore aku bertemu 2 tetanggaku. Mereka berhasil menyeberang naik perahu setelah membayar sejumlah uang.

Memang saat seperti ini yang paling dibutuhkan adalah perahu untuk evakuasi. Desaku dan beberapa desa di sekitarnya tenggelam. Namun sayang perahu yang ada cuma dari MARINIR dan PT. SAMPOERNA, itupun jumlahnya terbatas dan daya tampungnya maksimal 6 orang. Pada wilayah banjir luas sekali dan air kian tinggi. PMI ataupun SAR sama sekali tak kelihatan batang hidungnya.

Sebenarnya saat itu ada beberapa perahu ferry milik penduduk yang beroperasi untuk menolong, tapi mereka memasang tarif 500 ribu bahkan sampai 3 juta untuk sekali jemputan. Gila... gila banget pikirku, kok masih ada orang setega itu.

.................................................................................

SALUT BUAT MARINIR& PT. SAMPOERNA

.................................................................................

Dari cerita kedua tetanggaku aku semakin cemas, sebab lokasi pengungsian penduduk desaku terkepung air dan logistik amat tipis.

Banjir masih terus bertahan sampai sore, bahkan hujan turun lagi...

Malamnya aku kembali tidur di tempat pengungsian... semoga besok air surut "doaku"

29 Desember 2007, Sabtu

Setelah semalaman gak nyenyak tidur, pagi harinya aku dapat info bahwa air surut dan jalan dapat dilalui meski belum semua.

Aku segera meluncur menuju lokasi pengungsian penduduk desaku. Syukurlah meskipun masih ada genangan, namun bisa dilewati perahu dengan mudah.

Setelah menunggu beberapa lama karena harus antri, akhirnya keluargaku berhasil diseberangkan dengan selamat... amin.

Desaku masih terendam... bahkan air di rumahku mencapai atap... tak terbayangkan betapa parahnya...

30 Desember 2007, Minggu

Air telah surut... sungai yang melalui desaku kembali normal, tiba saatnya aku pulang ke rumah.

Semua rumah di desaku terendam total, jangan tanya brapa harta benda yang hilang. Kalaupun ada yang selamat kondisinya rusak gak karuan.

Seluruh warga desa larut dalam kesibukannya untuk bersih- bersih dan mencoba membenahi harta benda yang selamat.

Yang jelas, kami mesti mulai lagi dari NOL.

Semoga kami berhasil bangkit dan mengambil hikmah dari musibah ini.

Data Korban - Meninggal 25 Orang - Harta Benda Tak terhitung